Kamis, 31 Januari 2013

Minimnya teknologi di daerah terpencil




Di era sekarang ini dunia teknologi merupakan hal yang biasa bagi kita dan tidak heran lagi jika perkembangannya pun semakin pesat,namun tidak untuk orang-orang yang mengisi daerah-daerah terpencil dan pinggiran kota.Kemajuan teknologi masih di anggap barang mewah yang hanya dipergunakan oleh kelompok para ilmuan,pejabat dan para elit-elit yang memiliki dana saja.Padahal harusnya di zaman sekarang ini,kemajuan teknologi dapat diakses oleh setiap elemen masyarakat  dari berbagai tempat dan daerah pelosok sekalipun baik mereka “kaum marginal” ataupun mereka yang berada di daerah-daerah terpencil.
Minimnya akses teknologi pada warga kecil yang berdiam di grass root (akar rumput),merupakan suatu ketidak adilan dalam ruang sejarah kehidupan bangsa dan bagi kehidupan rakyat kecil saat ini.Padahal saat ini luasnya akses teknologi akan menjadikan pembangunan manusia Indonesia yang lebih tinggi dari pada negara-negara modern lainnya.Tapi ketidak adilan akses teknologi di zaman sekarang ini menjadikan perkembangan Sumber Daya Manusia  kembali terhambat oleh keegoisan para kaum elit-elit yang serba hedonis,matrealis dan konsumeris.Ini merupakan pengucilan bangsa kita terhadap kaum-kaum tertindas “marginal” dan masyarakat yang tinggal di pinggiran kota dalam sebuah akses teknologi.Oleh karena itu bisa dipastikan bangsa ini akan semakin terpuruk dalam kontestasi internasional,karena kemampuan mengakses perkembangan teknologi yang terbatas dan tidak merata.
Di ruang politik saat ini,teknologi yang menjadi kebutuhan peningkatan profesionalitas masih sangat terbatas.Sedangkan,teknologi untuk menunjang kinerja politik yang dimiliki negara-negara lain berkembang sangat jauh melesat.Jika hal ini diteruskan maka akan mengakibatkan kreatifitas anak-anak bangsa tidak akan berkembang dan tidak berjalan lancar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar