Kamis, 04 Desember 2014

Detik-Detik Pelantikan SSG_28

Assalamu'alaikum wr wb.

Puncak Gunung Suka Wana

Kamis, 13 November 2014
Hey Guys Puji punya sedikit cerita nih, silahkan dibaca... semoga pengalaman puji jadi pengetahuan buat kalian....Selamat membaca Guys hahaha :)
Rencana awal para pelatih, mau melakukan latihan berganda di CIJANGGEL tapi disana saat itu sedang ada latihan tembak, jadi kami menunggu informasi hingga sore hari.Hari itu sehabis maghrib kami berangkat dari  Daarut Tauhid menggunakan angkot yang diiringi hujan lebat,petir dan halilintar. Setelah sampai di kaki gunung kami mulai berjalan menuju puncak dengan jalanan yang terjal dan berliku namun tak mengurangi semangat kami untuk sampai ke atas. Kami menggendong carieer (tas camping) dan menggunakan ponco karena masih hujan lebat. Jika dihitung perjalanan kami dari kaki gunung sampai kepuncaknya kurang lebih 3 sampai 4 jam. Sesampainya di puncak kami diinstruksikan untuk membuat bivoac kelompok. Untuk membuat bivoac sendiri kami harus membersihkan dan menebas rerumputan dan pepohonan disekeliling untuk mendirikan bivoac. Dinginnya malam ditambah hujan lebat saat itu membuat saya hampir hipotermia karena tangan saya sudah tidak terasa (kaku dan kesemutan), panas ditubuh juga tak berfungsi karena udara terlalu dingin. Kami serasa berada di dalam lemari es. Setelah kami bekerja sama untuk mendirikan bivoac kami pun makan malam lalu kami siap-siap untuk tidur. Sebelum tidur kami biasanya muroja’ah bersama, lalu tidur dan sebagian dari kami ada yang jaga malam sambil tilawah. Yah walaupun bivoac tidak sempurna karena bocor dan tidak terlalu tertutup tapi kami sangat mensyukurinya. Bivoac dibuat dengan menggunakan gabungan dari ponco-ponco yang kami gunakan, itulah kenapa bivoac menjadi kurang sempurna. Tidur didalam bivoac saya rasa tidak akan senyenyak dikamar sendiri, karena satu bivoac kecil diisi dengan 13 orang kelompok 5. Sehingga kami tidurnya harus memikirkan yang lain juga, karena jika egois maka yang lain tidak akan dapat tempat dibivoac tersebut.


Jum’at, 14 November 2014

Paginya kami bangun entah jam berapa karena kami tidak pernah dikasih tau masalah waktu oleh pelatih. Kami melakukan sholat tahajjud berjamaah hingga menjelang subuh, lalu dilanjut sholat qobliah subuh dan sholat subuh. Setelah itu kami membereskan barang-barang dan membongkar bivoac karena akan move lagi ketempat yang tak jauh dari tempat semula. Tetapi sebelumnya kami diintruksikan untuk masak terlebih dahulu selama 45 menit, setelahnya baru kami go. Setelah sampai ditempat tujuan kami menyusun tas serapi mungkin lalu berbaris menurut kelompok. Kami melakukan apel pagi seperti biasa lalu dilanjut makan pagi, disana tak sedilkit pun kami menemukan sinar matahari padahal baju kami sangat basah. Nah saat makan pagi berlangsung ternyata ada satu kelompok akhwat yang melakukan sebuah kesalahan sehingga kami semua terkena hukuman. Hukumannya yaitu merayap sejauh kurang lebih 7 sampai 8 meter namun satu meter berikutnya adalah genangan lumpur dan kami semua harus berguling di lumpur tersebut,sehingga baju kami tak sekedar basah namun penuh dengan lumpur. Setelah menerima hukuman kami langsung berwudhu untuk melaksanakan sholat dhuha. Saat setelah sholat dhuha waktu hampir siang lalu kami turun mencari air untuk berwudhu, setelah lama berkeliling barulah kami menemukan sumber air. Kami langsung berwudhu lalu kembali ketempat semula untuk melakukan sholat dzuhur berjamaah, sementara semua ikhwan melaksanakan sholat jum’at. Setelah sholat dzuhur, memanfaatkan waktu menunggu ikhwan  ada keputrian yang diisi oleh teh hanun. Setelah itu kami diintruksikan memasak untuk makan siang dan makan malam, selesai masak kami makan bersama dengan tertib seperti biasa. Dan ternyata tempat kami sekarang bukanlah tempat yang dituju jadi kami harus melanjutkan perjalanan lagi. Tak lama berjalan kami sampai di tempat tujuan awal. Dan kami langsung menyusun tas lalu ada intruksi dari pelatih untuk membuat bivoac, karena waktu itu juga sedang hujan. Kami pun ganti pakaian lalu makan bersama setelah melakukn sholat maghrib dan isya jamak takdim. Setelah itu kami istirahat, tidak lupa untuk muroja’ah dan jaga malam bergilir sambil tilawah. Dan malam itu panitia mengambil panji kelompok kami, namun saat kami kejar ternyata sudah jauh.


Sabtu,15 November 2014

Tak lama dari saat istirahat malam kelompok kami dibangunkan semua, awalnya tidak tahu akan ada skenario apa dari pelatih. Ternyata kami harus melakukan JURIT malam tepat pada jam 12.00 PM. Skenarionya adalah saya diberi amanah yang harus dijaga dan disuruh berjalan sendiri mengikuti tali pada jalan kecil yang gelap dan seram (menurut saya hehehe) setelah itu menemui panitia (esensi dari ini, tali diibaratkan sebagai alquran yang harus jadi pedoman hidup kita jika kita jauh maka kita akan kehilangan arah dan tujuan sedangkan amanah adalah titipan Allah swt. Yang harus dijaga sampai Allah swt. Memanggil kita kembali). Saya juga harus menutup mata dan muroja’ah, setelah itu saya diarahkan pada lanjutan jalan kecil tadi tapi disini saya diberi tahu harus memegang tali sepanjang jalan dan ternyata disana sudah disiapkan panitia sebuah liang lahat berukuran kecil beserta isinya (pura-pura mayat) dan saya harus masuk kesana dan menulis pertanyaan yang ada dengan alat tulis yang sudah disediakan. Tadinya saya takut untuk masuk tapi saya ingat pelatih pernah bilang mintalah bantuan Allah swt. Maka Allah akan membantumu. Dengan tenang saya pun masuk keliang lahat itu dan menulis pertanyaan setelah selesai saya naik kembali mengikuti tali tadi dan melapor kepanitia (esensi ini sangat menyentuh bagi saya karena mengingatkan saya pada kematian dimana saya akan berada disana sendiri nantinya tanpa ada yang bisa dimintai bantuan dan pasti ada malaikat yang bertanya tentang banyak hal. Saya selalu berfikir bagaimana kalau saya tidak bisa menjawab semua pertanyaan malaikat nanti ? ;’(  ). Setelah itu saya diarahkan lagi untuk mengikuti jalan kecil tadi dengan berjalan jongkok dan harus membaca Asmaul husna, setelah agak jauh sampailah ditempat yang pohonnya agak rimbun yang membuat tambah gelap dan saya harus mencari teman-teman yang lainnya dengan sandi yang telah disepakati diawal. Akhirnya saya berkumpul dengan teman-teman yang lain disana kami menikmati jamuan Allah swt yang sangat indah,karena sehabis sholat tahajjud sebagian dari kami termasuk saya melihat dengan mata kepala sendiri langit yang mendung dan gelap seketika berubah menjadi terang dihiasi bintang-bintang malam dan ada awan yang membentuk lafadz  4JJ1 (Allah). Entah kenapa saya langsung meneteskan air mata tanpa disadari, tidak lama kemudian lafadz tersebut hilang secara perlahan. Dan kami menunggu subuh tiba sambil terus berdzikir. Setelah adzan subuh kami sholat qobliah subuh dilanjut sholat subuh berjamaah di tengah hutan rindang bercampur udara yang sangat dingin. Setelah sholat subuh kami membaca Al-Ma’atsurat bersama setelah itu kembali ke bivoac untuk membereskan barang-barang.Lalu kami berhijrah ke LEMBAH GAJAH yang ada dikaki gunung suka wana .Setelah kembali dari lembah gajah kami berbaris karena ada pengarahan untuk solo bivoac dan kami diberi surat cinta yang harus diisi pada saat solo bivoac. Setelahnya kami diintruksikan untuk membuat bivoac pribadi yang dibuat sendiri-sendiri dan berjauhan satu sama lain untuk melakukan SOLO BIVOAC.


Minggu, 16 November 2014

Pagi itu kami berbaris untuk berjalan menuju tempat berkumpul utama dan langsung berbaris rapi sesuai kelompok, setelah itu kami menyampaikan pendapat atau bercerita apa yang dialami saat SOLO BIVOAC. Ada banyak akhwat dan ikhwan yang bercerita dan itu mengharukan sekali sehingga hampir semua santri juga pelatih menitikkan air mata saat itu. Setelah itu ada muhasabah dari abah (salah satu pelatih tertua kedua setelah eyang) dan semuanya menangis. Hmm... saya baru sadar bahwa afwan itu berada tepat tak jauh didepan saya, saat muhasabah dia juga menangis tapi entah kenapa saat saya melihatnya menangis langsung terfikir kalau dia punya masalah yang besar namun selalu ditutupi oleh senyumnya yang khas dan terlihat selalu bahagia. Selesai muhasabah kami diberikan jamu (rebusan kunyit dan kawan-kawan hehe), lalu pelatih membagikan baju santri DT dan kami diperintahkan untuk  memakai langsung baju tersebut. Pelatih selalu mencari-cari kesalahan kami untuk melakukan sesuatu dan akhirnya dapat juga. Lalu kami diberi konsekuensi harus jalan jongkok, merayap dan berguling di tanah yang becek karena sengaja disiram oleh pelatih, dengan jarak yang cukup melelahkan (hehe curhat nih J ). Tak lama dari itu kami kembali berbaris dan bermuhasabah kembali dengan tujuan hati yang terdalam para santri tersentuh. Tadinya mau ada acara berenang-berenang gitu disungai biar seru kan hoho, tapi kata warga disana Gua dekat sungai ada macan tutul nya. Nah jadi aja yang terakhir nih yang nggak pernah ditunggu sekalipun ternyata hadir juga yaitu makan nasi rames aneh hehehehe...... mau tahu nggak anehnya itu kenapa ? biasanya kan nasi rames di rumah makan itu enak ya. Tapi ini tuh nasi ramesnya berbahan nasi, biscuit, madu, nescaffe, susu cair, sayur dan lauk-pauk, tolak angin, dan masih banyak lagi nih aneh kan hahaha... dan itu tuh di remas dengan tangan para pelatih yang nggak tau tuh kehigienisannya (hahaha gue sok higienis nih sobat ;) ). Hahaha... butuh waktu lama nih untuk menghabiskan nasi rames buatan pelatih, bahkan ada yang hampir muntah. Tapi sobat tahu gak dengan begitu kita jadi merasakan apa yang dirasakan orang-orang yang kurang beruntung dari kita, makanya harus selalu bersyukur sobat karena mudah bagi Allah swt. untuk melakukan hal apapun termasuk membuat kita sangat kekurangan sekalipun. Eehh selesai makan kami berjalan kekaki gunung dan naik angkot yang sudah disiapkan oleh pelatih untuk pulang ke yayasan. Disentral 5 DT sudah disiapkan sebuah rangkaian acara pelantikan kami, dihadiri orang tua atau wali dari para santri serta pak gubernur Bandung dan jajarannya waaaahhh itu luar biasa bagi saya hehe *lebay. Rasanya bahagia sekali saat itu, ada sesi basah-basahannya juga karena sudah disiapkan satu mobil pemadam kebakaran yang menyiram kami hingga membasahi sentral 5 DT.


Lembah Gajah

*eehh kenapa namanya lembah gajah ? tadinya saya heran juga tapi setelah sampai baru tahu kalau di lembah itu banyak rumput gajah yang sengaja ditanam oleh warga sekitar. Setelah sampai di Lembah Gajah kami diberi waktu 2 x 45 menit untuk memasak dan ternyata itu diperlombakan. Saya selaku danru (komandan regu) mengintruksikan kepada teman-teman sekelompok untuk menyiapkan peralatan dan bahan-bahan memasak, sementara saya serta danru kelompok lain mengikuti pelatih mencari air untuk memasak yang ternyata sumber airnya diujung dunia sobat *eehh lebay lagi, jauh soalnya hehe . Setelah kembali, kami pun mulai bagi jobdesk dan memasak bersama yang hasilnya harus dipresentasikan. Masakan kami diberi nama “CAHKEREY MERAH_PUTIH” fiiiuuww pasti heran kan kenapa namanya itu *apa hubungannya coba J . kami beri nama cahkerey merah-putih karena masakan itu ada nasi merah digabung nasi putih, capcay, asin kere, apel merah dan susu putih *eehh tuh namanya lebay banget sih ? *.* haha bae weeh (kata orang sunda mah). Harapan kami sih bisa dapet juara satu ternyata meleset jadi dua, iyyaaah kami berhasil mendapat juara dua akhwat dan kelompok lima ikhwan juga mendapat juara satu ikhwan. Fiuw-fiuuw kelompok lima kompak semenjak bakti sosial nih sobat J . *eehh saat waktunya menikmati masakan ternyata ada silang posisi, ikhwan jadi memakan masakan akhwat begitu pun sebaliknya sesuai kelompok. Kita sih berfikir akan makan di kelompok lima ikhwan sampai selesai *eehh ternyata ada move satu nomor kedepan jadi deh makan masakan kelompok enaaaam sobat. Kelompok enam sih ngaku gak bisa masak termasuk afwan yanng satu itu *eehh cie-cie sendiri nih. Ternyata masakan mereka tuh standar bangetlah, ketahuan banget kalau gak pernah bantu-bantu masak dirumahnya hehe... Mau tahu gak sih apa masakan mereka ? huuuaaa “Nasi kebuli belalang” ; ( sedih kan ya...  ada nasi kebuli, rumput lalap dan banyak belalang gorengnya sobat. Saya seumur-umur belum pernah nih makan belalang sama rumput liar yang katanya bisa buat lalap itu, baru kali itu deh sueeeeer *eehh curhat nih J . saya tuh berfikir lagi kapan mereka nangkep belalang sebanyak itu dan kapan mereka nyabutin rumput ya ? soalnya kan disepanjang jalan tuh banyak rumput itu sobat hehe. Masak sih sambil jalan sambil nyabutin rumput *eehh . owh iya saya lupa pas malam sebelum ke tempat ini kan panji kelompok kami diambil tuh, jadi saya selaku danru harus menebus tuh panji... caranya dengan merayap sambil membawa career hingga mendapatkan panji yang diletakkan agak menanjak dari lokasi, lumayan jauh sih da tapi itu harus dan turunnya harus jongkok hmm... rasanya tuh pengen nyerah aja (lambaikan tangan o.O )... kebayang gak (eehh tapi jangan dibayangin sobat hehe *sakitnya tuh disini wkwkwk ),soalnya kami semua sudah lalai. Tak lama dari itu kami pun kembali ke Puncak.


  

Solo Bivoac


Sabtu sore kami diintruksikan untuk membuat bivoac sendiri-sendiri dengan jarak yang berjauhan, *eehh saat saya selesai membuat bivoac ada venomena yang terlihat. Mau tau nggak apa ituuu sobat ? nah saat itu menjelang adzan maghrib setelah selesai membuat bivoac saya duduk didalam bivoac tersebut sambil terus berdzikir. Saat saya sedang memperhatikan akhwat yang membuat bivoac tak jauh dari tempat saya, tiba-tiba terlihat gumpalan plastik putih di atas careernya berbentuk seperti merpati yang sedang melihat kearah saya. Anehnya itu saat setelah adzan maghrib berkumandang ketika saya mengambil air untuk berwudhu, pas saya mau berwudhu saya lihat merpati yang tadinya paruhnya keatas sudah berubah jadi dibawah seperti sedang bersujud. Tak lama dari itu plastik tadi tak berbentuk lagi.saya mengasumsikan bahwa itu adalah tanda kebesaran Allah swt. Yang membuktikan semua yang diciptakan-Nya itu selalu bersujud dan berdzikir kepada-Nya hanya saja kita sebagai manusia yang terkadang lalai dalam hal itu, bahkan lupa untuk bersyukur atas banyak nikmat yang diberikan Allah swt. Yah namanya juga manusia *astaghfirullah gak ada waktu buat ketawa yaaa ini seriuuuus sobat. Setelah melakukan sholat maghrib dan isya jamak taqdim,saya ganti pakaian. Lalu saya mulai tilawah ditemani sebatang lilin dan suara hewan-hewan kecil disekitar hutan. Entah malam itu jam berapa saya tidur sebentar daa nggak nyenyak juga karena basah dan udara sangat dingin lebih dingin dari CIC. Setelah bangun saya ambil wudhu lalu sholat tahajjud sendiri disambung dengan tilawah dan muhasabah membuat surat cinta untuk Allah swt. hingga menjelang subuh. Ketika adzan subuh sudah selesai dikumandangkan saya sholat qobliah subuh dilanjut sholat subuh sendiri. Lalu ada intruksi dari pelatih untuk membongkar bivoac dan membereskan barang-barang, karena akan berbaris di lapangan utama. 

#Jazakillah 
~~~ HAMASAH~~~

Wassalamu'alaikum wr wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar