Assalamu'alaikum wr wb.
Puncak
Gunung Suka Wana
Kamis,
13 November 2014
Hey Guys Puji punya sedikit cerita nih, silahkan dibaca... semoga pengalaman puji jadi pengetahuan buat kalian....Selamat membaca Guys hahaha :)
Rencana awal para pelatih, mau melakukan latihan
berganda di CIJANGGEL tapi disana saat itu sedang ada latihan tembak, jadi kami
menunggu informasi hingga sore hari.Hari itu sehabis maghrib kami berangkat dari Daarut Tauhid menggunakan angkot yang
diiringi hujan lebat,petir dan halilintar. Setelah sampai di kaki gunung kami
mulai berjalan menuju puncak dengan jalanan yang terjal dan berliku namun tak
mengurangi semangat kami untuk sampai ke atas. Kami menggendong carieer (tas
camping) dan menggunakan ponco karena masih hujan lebat. Jika dihitung
perjalanan kami dari kaki gunung sampai kepuncaknya kurang lebih 3 sampai 4
jam. Sesampainya di puncak kami diinstruksikan untuk membuat bivoac kelompok.
Untuk membuat bivoac sendiri kami harus membersihkan dan menebas rerumputan dan
pepohonan disekeliling untuk mendirikan bivoac. Dinginnya malam ditambah hujan
lebat saat itu membuat saya hampir hipotermia karena tangan saya sudah tidak
terasa (kaku dan kesemutan), panas ditubuh juga tak berfungsi karena udara
terlalu dingin. Kami serasa berada di dalam lemari es. Setelah kami bekerja
sama untuk mendirikan bivoac kami pun makan malam lalu kami siap-siap untuk
tidur. Sebelum tidur kami biasanya muroja’ah bersama, lalu tidur dan sebagian
dari kami ada yang jaga malam sambil tilawah. Yah walaupun bivoac tidak
sempurna karena bocor dan tidak terlalu tertutup tapi kami sangat
mensyukurinya. Bivoac dibuat dengan menggunakan gabungan dari ponco-ponco yang
kami gunakan, itulah kenapa bivoac menjadi kurang sempurna. Tidur didalam
bivoac saya rasa tidak akan senyenyak dikamar sendiri, karena satu bivoac kecil
diisi dengan 13 orang kelompok 5. Sehingga kami tidurnya harus memikirkan yang
lain juga, karena jika egois maka yang lain tidak akan dapat tempat dibivoac
tersebut.
Jum’at,
14 November 2014
Paginya kami bangun entah jam berapa karena kami
tidak pernah dikasih tau masalah waktu oleh pelatih. Kami melakukan sholat
tahajjud berjamaah hingga menjelang subuh, lalu dilanjut sholat qobliah subuh
dan sholat subuh. Setelah itu kami membereskan barang-barang dan membongkar
bivoac karena akan move lagi ketempat yang tak jauh dari tempat semula. Tetapi
sebelumnya kami diintruksikan untuk masak terlebih dahulu selama 45 menit,
setelahnya baru kami go. Setelah sampai ditempat tujuan kami menyusun tas
serapi mungkin lalu berbaris menurut kelompok. Kami melakukan apel pagi seperti
biasa lalu dilanjut makan pagi, disana tak sedilkit pun kami menemukan sinar
matahari padahal baju kami sangat basah. Nah saat makan pagi berlangsung
ternyata ada satu kelompok akhwat yang melakukan sebuah kesalahan sehingga kami
semua terkena hukuman. Hukumannya yaitu merayap sejauh kurang lebih 7 sampai 8
meter namun satu meter berikutnya adalah genangan lumpur dan kami semua harus
berguling di lumpur tersebut,sehingga baju kami tak sekedar basah namun penuh
dengan lumpur. Setelah menerima hukuman kami langsung berwudhu untuk
melaksanakan sholat dhuha. Saat setelah sholat dhuha waktu hampir siang lalu
kami turun mencari air untuk berwudhu, setelah lama berkeliling barulah kami
menemukan sumber air. Kami langsung berwudhu lalu kembali ketempat semula untuk
melakukan sholat dzuhur berjamaah, sementara semua ikhwan melaksanakan sholat
jum’at. Setelah sholat dzuhur, memanfaatkan waktu menunggu ikhwan ada keputrian yang diisi oleh teh hanun.
Setelah itu kami diintruksikan memasak untuk makan siang dan makan malam,
selesai masak kami makan bersama dengan tertib seperti biasa. Dan ternyata
tempat kami sekarang bukanlah tempat yang dituju jadi kami harus melanjutkan
perjalanan lagi. Tak lama berjalan kami sampai di tempat tujuan awal. Dan kami
langsung menyusun tas lalu ada intruksi dari pelatih untuk membuat bivoac,
karena waktu itu juga sedang hujan. Kami pun ganti pakaian lalu makan bersama
setelah melakukn sholat maghrib dan isya jamak takdim. Setelah itu kami
istirahat, tidak lupa untuk muroja’ah dan jaga malam bergilir sambil tilawah.
Dan malam itu panitia mengambil panji kelompok kami, namun saat kami kejar
ternyata sudah jauh.
Sabtu,15
November 2014
Tak lama dari saat istirahat malam kelompok kami
dibangunkan semua, awalnya tidak tahu akan ada skenario apa dari pelatih.
Ternyata kami harus melakukan JURIT malam tepat pada jam 12.00 PM. Skenarionya
adalah saya diberi amanah yang harus dijaga dan disuruh berjalan sendiri
mengikuti tali pada jalan kecil yang gelap dan seram (menurut saya hehehe)
setelah itu menemui panitia (esensi dari ini, tali diibaratkan sebagai alquran
yang harus jadi pedoman hidup kita jika kita jauh maka kita akan kehilangan
arah dan tujuan sedangkan amanah adalah titipan Allah swt. Yang harus dijaga
sampai Allah swt. Memanggil kita kembali). Saya juga harus menutup mata dan
muroja’ah, setelah itu saya diarahkan pada lanjutan jalan kecil tadi tapi
disini saya diberi tahu harus memegang tali sepanjang jalan dan ternyata disana
sudah disiapkan panitia sebuah liang lahat berukuran kecil beserta isinya
(pura-pura mayat) dan saya harus masuk kesana dan menulis pertanyaan yang ada
dengan alat tulis yang sudah disediakan. Tadinya saya takut untuk masuk tapi
saya ingat pelatih pernah bilang mintalah bantuan Allah swt. Maka Allah akan
membantumu. Dengan tenang saya pun masuk keliang lahat itu dan menulis
pertanyaan setelah selesai saya naik kembali mengikuti tali tadi dan melapor
kepanitia (esensi ini sangat menyentuh bagi saya karena mengingatkan saya pada
kematian dimana saya akan berada disana sendiri nantinya tanpa ada yang bisa
dimintai bantuan dan pasti ada malaikat yang bertanya tentang banyak hal. Saya
selalu berfikir bagaimana kalau saya tidak bisa menjawab semua pertanyaan
malaikat nanti ? ;’( ). Setelah itu saya
diarahkan lagi untuk mengikuti jalan kecil tadi dengan berjalan jongkok dan
harus membaca Asmaul husna, setelah agak jauh sampailah ditempat yang pohonnya
agak rimbun yang membuat tambah gelap dan saya harus mencari teman-teman yang
lainnya dengan sandi yang telah disepakati diawal. Akhirnya saya berkumpul
dengan teman-teman yang lain disana kami menikmati jamuan Allah swt yang sangat
indah,karena sehabis sholat tahajjud sebagian dari kami termasuk saya melihat
dengan mata kepala sendiri langit yang mendung dan gelap seketika berubah
menjadi terang dihiasi bintang-bintang malam dan ada awan yang membentuk
lafadz 4JJ1 (Allah). Entah kenapa saya
langsung meneteskan air mata tanpa disadari, tidak lama kemudian lafadz
tersebut hilang secara perlahan. Dan kami menunggu subuh tiba sambil terus
berdzikir. Setelah adzan subuh kami sholat qobliah subuh dilanjut sholat subuh
berjamaah di tengah hutan rindang bercampur udara yang sangat dingin. Setelah
sholat subuh kami membaca Al-Ma’atsurat bersama setelah itu kembali ke bivoac
untuk membereskan barang-barang.Lalu kami berhijrah ke LEMBAH GAJAH yang ada
dikaki gunung suka wana .Setelah kembali dari lembah gajah kami berbaris karena
ada pengarahan untuk solo bivoac dan kami diberi surat cinta yang harus diisi
pada saat solo bivoac. Setelahnya kami diintruksikan untuk membuat bivoac
pribadi yang dibuat sendiri-sendiri dan berjauhan satu sama lain untuk
melakukan SOLO BIVOAC.
Minggu,
16 November 2014
Pagi itu kami berbaris untuk berjalan menuju tempat
berkumpul utama dan langsung berbaris rapi sesuai kelompok, setelah itu kami
menyampaikan pendapat atau bercerita apa yang dialami saat SOLO BIVOAC. Ada
banyak akhwat dan ikhwan yang bercerita dan itu mengharukan sekali sehingga
hampir semua santri juga pelatih menitikkan air mata saat itu. Setelah itu ada
muhasabah dari abah (salah satu pelatih tertua kedua setelah eyang) dan
semuanya menangis. Hmm... saya baru sadar bahwa afwan itu berada tepat tak jauh
didepan saya, saat muhasabah dia juga menangis tapi entah kenapa saat saya
melihatnya menangis langsung terfikir kalau dia punya masalah yang besar namun
selalu ditutupi oleh senyumnya yang khas dan terlihat selalu bahagia. Selesai
muhasabah kami diberikan jamu (rebusan kunyit dan kawan-kawan hehe), lalu
pelatih membagikan baju santri DT dan kami diperintahkan untuk memakai langsung baju tersebut. Pelatih
selalu mencari-cari kesalahan kami untuk melakukan sesuatu dan akhirnya dapat
juga. Lalu kami diberi konsekuensi harus jalan jongkok, merayap dan berguling
di tanah yang becek karena sengaja disiram oleh pelatih, dengan jarak yang
cukup melelahkan (hehe curhat nih J ). Tak lama
dari itu kami kembali berbaris dan bermuhasabah kembali dengan tujuan hati yang
terdalam para santri tersentuh. Tadinya mau ada acara berenang-berenang gitu
disungai biar seru kan hoho, tapi kata warga disana Gua dekat sungai ada macan
tutul nya. Nah jadi aja yang terakhir nih yang nggak pernah ditunggu sekalipun
ternyata hadir juga yaitu makan nasi rames aneh hehehehe...... mau tahu nggak
anehnya itu kenapa ? biasanya kan nasi rames di rumah makan itu enak ya. Tapi
ini tuh nasi ramesnya berbahan nasi, biscuit, madu, nescaffe, susu cair, sayur
dan lauk-pauk, tolak angin, dan masih banyak lagi nih aneh kan hahaha... dan
itu tuh di remas dengan tangan para pelatih yang nggak tau tuh kehigienisannya
(hahaha gue sok higienis nih sobat ;) ). Hahaha... butuh waktu lama nih untuk
menghabiskan nasi rames buatan pelatih, bahkan ada yang hampir muntah. Tapi sobat
tahu gak dengan begitu kita jadi merasakan apa yang dirasakan orang-orang yang
kurang beruntung dari kita, makanya harus selalu bersyukur sobat karena mudah
bagi Allah swt. untuk melakukan hal apapun termasuk membuat kita sangat
kekurangan sekalipun. Eehh selesai makan kami berjalan kekaki gunung dan naik
angkot yang sudah disiapkan oleh pelatih untuk pulang ke yayasan. Disentral 5
DT sudah disiapkan sebuah rangkaian acara pelantikan kami, dihadiri orang tua
atau wali dari para santri serta pak gubernur Bandung dan jajarannya waaaahhh
itu luar biasa bagi saya hehe *lebay. Rasanya bahagia sekali saat itu, ada sesi
basah-basahannya juga karena sudah disiapkan satu mobil pemadam kebakaran yang
menyiram kami hingga membasahi sentral 5 DT.
Lembah
Gajah
*eehh kenapa namanya lembah gajah ? tadinya saya
heran juga tapi setelah sampai baru tahu kalau di lembah itu banyak rumput
gajah yang sengaja ditanam oleh warga sekitar. Setelah sampai
di Lembah Gajah kami diberi waktu 2 x 45 menit untuk memasak dan ternyata itu
diperlombakan. Saya selaku danru (komandan regu) mengintruksikan kepada teman-teman
sekelompok untuk menyiapkan peralatan dan bahan-bahan memasak, sementara saya
serta danru kelompok lain mengikuti pelatih mencari air untuk memasak yang
ternyata sumber airnya diujung dunia sobat *eehh lebay lagi, jauh soalnya hehe .
Setelah kembali, kami pun mulai bagi jobdesk dan memasak bersama yang hasilnya
harus dipresentasikan. Masakan kami diberi nama “CAHKEREY MERAH_PUTIH” fiiiuuww
pasti heran kan kenapa namanya itu *apa hubungannya coba J
. kami beri nama cahkerey merah-putih karena masakan itu ada nasi merah
digabung nasi putih, capcay, asin kere, apel merah dan susu putih *eehh tuh
namanya lebay banget sih ? *.* haha bae weeh (kata orang sunda mah). Harapan
kami sih bisa dapet juara satu ternyata meleset jadi dua, iyyaaah kami berhasil
mendapat juara dua akhwat dan kelompok lima ikhwan juga mendapat juara satu
ikhwan. Fiuw-fiuuw kelompok lima kompak semenjak bakti sosial nih sobat J
. *eehh saat waktunya menikmati masakan ternyata ada silang posisi, ikhwan jadi
memakan masakan akhwat begitu pun sebaliknya sesuai kelompok. Kita sih berfikir
akan makan di kelompok lima ikhwan sampai selesai *eehh ternyata ada move satu
nomor kedepan jadi deh makan masakan kelompok enaaaam sobat. Kelompok enam sih
ngaku gak bisa masak termasuk afwan yanng satu itu *eehh cie-cie sendiri nih.
Ternyata masakan mereka tuh standar bangetlah, ketahuan banget kalau gak pernah
bantu-bantu masak dirumahnya hehe... Mau tahu gak sih apa masakan mereka ? huuuaaa
“Nasi kebuli belalang” ; ( sedih kan ya... ada nasi kebuli, rumput lalap dan banyak
belalang gorengnya sobat. Saya seumur-umur belum pernah nih makan belalang sama
rumput liar yang katanya bisa buat lalap itu, baru kali itu deh sueeeeer *eehh
curhat nih J
. saya tuh berfikir lagi kapan mereka nangkep belalang sebanyak itu dan kapan
mereka nyabutin rumput ya ? soalnya kan disepanjang jalan tuh banyak rumput itu
sobat hehe. Masak sih sambil jalan sambil nyabutin rumput *eehh . owh iya saya
lupa pas malam sebelum ke tempat ini kan panji kelompok kami diambil tuh, jadi
saya selaku danru harus menebus tuh panji... caranya dengan merayap sambil
membawa career hingga mendapatkan panji yang diletakkan agak menanjak dari
lokasi, lumayan jauh sih da tapi itu harus dan turunnya harus jongkok hmm...
rasanya tuh pengen nyerah aja (lambaikan tangan o.O )... kebayang gak (eehh
tapi jangan dibayangin sobat hehe *sakitnya tuh disini wkwkwk ),soalnya kami
semua sudah lalai. Tak lama dari itu kami pun kembali ke Puncak.
Solo
Bivoac
Sabtu sore kami diintruksikan untuk membuat bivoac
sendiri-sendiri dengan jarak yang berjauhan, *eehh saat saya selesai membuat
bivoac ada venomena yang terlihat. Mau tau nggak apa ituuu sobat ? nah saat itu
menjelang adzan maghrib setelah selesai membuat bivoac saya duduk didalam
bivoac tersebut sambil terus berdzikir. Saat saya sedang memperhatikan akhwat
yang membuat bivoac tak jauh dari tempat saya, tiba-tiba terlihat gumpalan
plastik putih di atas careernya berbentuk seperti merpati yang sedang melihat
kearah saya. Anehnya itu saat setelah adzan maghrib berkumandang ketika saya
mengambil air untuk berwudhu, pas saya mau berwudhu saya lihat merpati yang
tadinya paruhnya keatas sudah berubah jadi dibawah seperti sedang bersujud. Tak
lama dari itu plastik tadi tak berbentuk lagi.saya mengasumsikan bahwa itu
adalah tanda kebesaran Allah swt. Yang membuktikan semua yang diciptakan-Nya
itu selalu bersujud dan berdzikir kepada-Nya hanya saja kita sebagai manusia
yang terkadang lalai dalam hal itu, bahkan lupa untuk bersyukur atas banyak
nikmat yang diberikan Allah swt. Yah namanya juga manusia *astaghfirullah gak
ada waktu buat ketawa yaaa ini seriuuuus sobat. Setelah melakukan sholat
maghrib dan isya jamak taqdim,saya ganti pakaian. Lalu saya mulai tilawah
ditemani sebatang lilin dan suara hewan-hewan kecil disekitar hutan. Entah
malam itu jam berapa saya tidur sebentar daa nggak nyenyak juga karena basah
dan udara sangat dingin lebih dingin dari CIC. Setelah bangun saya ambil wudhu
lalu sholat tahajjud sendiri disambung dengan tilawah dan muhasabah membuat
surat cinta untuk Allah swt. hingga menjelang subuh. Ketika adzan subuh sudah
selesai dikumandangkan saya sholat qobliah subuh dilanjut sholat subuh sendiri.
Lalu ada intruksi dari pelatih untuk membongkar bivoac dan membereskan
barang-barang, karena akan berbaris di lapangan utama.
#Jazakillah
~~~ HAMASAH~~~
Wassalamu'alaikum wr wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar